BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang
memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Sebagai Negara berkembang, salah satu masalah kependudukan yang ada di Indonesia adalah masih tingginya
pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang
demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan
kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan semakin besar usaha yang
dilakukan mempertahankan kesejahteraan
rakyat. Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan Program Keluarga Berencana.
Pendapat Malthus yang dikutip oleh
Manuaba (1998) mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan mengembangkan
sumber daya alam laksana deret hitung, ssedangkan pertumbuhan dan perkembangan
manusia laksana deret ukur, sehingga pada suatu titik sumber daya alam tidak
mampu menampung pertumbuhan manusia telah menjadi kenyataan.
Berdasarkan pendapat di atas, diharapkan setiap keluarga memperhatikan dan
merencanakan jumlah keluarga yang didingikan berkenaa dengan hal tersebut.
paradigma baru KB Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi “Keluarga berkualitas 2015” untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas adalah keluarga sejahtera,
sehat, maju, mandiri, dan memiliki jumlah anak yang cukup.
Program KB ini dirintis
sejak tahun 1951 dan terus berkembang, sehingga pada tahun 1970 terbentuk Badan
koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program ini salah satu
tujuannya adalah penjarangan kehamilan mengunakan metode kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan ekonomi dan
sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian
penduduk. Saat Program Keluarga Berencana
(KB) mulai dicanangkan pada tahun 1970-an oleh presiden Soeharto. Sebagian
masyarakat banyak menentang kebijakan pemerintah atau presiden di kala itu,
karena di benak masyarakat masih ada mitos yang menyatakan bahwa banyak anak
banyak rejeki. Padahal apabila dikaitkan dengan kondisi saat ini, maka banyak
anak banyak masalah. Itu adalah pandangan masyarakat pada waktu itu, namun dari
sudut pandang agama islam sendiri banyak pendapat mengenai program keluarga
berencana ini.
Sejak
terlaksananya program KB ini, banyak pandangan dari masyarakat. Ada yang
mendukung, namun ada pula yang tidak mendukung terlaksananya program Keluarga
berencana. Para agamawan pun mempunyai berbagai pandangan tentang program KB.
Pro dan kontra inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang di maksud dengan kontrasepsi?
2. Apa
saja jenis-jenis kontrasepsi?
C. Tujuan
1.
Agar mahasiswa mengetahui maksud dari
kontrasepsi.
2.
Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis
kontrasepsi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal
dari dua kata, yaitu kontra dan konsepsi. Kontra berarti menolak, konsepsi
berarti pertemuan antara sel telur wanita (ovum) yang sudah matang dengan sel
mani pria (sperma) sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Dengan demikian
kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang matang dengan sel mani
pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan
(Farrer, 2001).
KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk
keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran."
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
di inginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara
atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.
B.
Jenis-Jenis
Kontrasepsi
1.
Kontrasepsi
Metode Sederhana Tanpa Alat
a.
Suhu
Basal
1)
Pengertian dan Tujuan Suhu Basal
Suhu basal adalah suhu yang diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur dan sebelum
melakukan aktivitas apa-apa. Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui
kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang
berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per
vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama
selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu
akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan
kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa
subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian
akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh
normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi
kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum
yang memproduksi progesteron.Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu
tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi
kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum
akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
2)
Suhu Basal Sebagai Kontrasepsi
Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu tubuhnya setiap
hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi suhu basal ( BBt /
basal body temperature ) akan sedikit turun dan akan naik sebesar ( 0,2 – 0,4 °
C ) dan menetap sampai masa ovulasi berikutnya.
Hal ini terjadi karena setelah ovulasi hormone progesterone disekresi oleh
korpus luteum yang menyebabkan suhu tubuh basal wanita naik, Aturan perubahan
suhu:
a) Mengukur suhu pada waktu yang hampir sama setiap pagi ( sebelum bangkit
dari tempat tidur ) dan mencatat suhu ibu pada kartu yang telah disediakan oleh
instruktur KBA.
b) Memakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus
haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal, rendah. Mengabaikan
suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
c) Menarik garis pada 0,05°C – 0,1°Cdi atas suhu tertinggi dari 10 suhu 10
hari tersebut. Ini dinamakan garis pelindung ( cover line ) atau garis suhu.
d)
Masa tak subur mulai pada sore setelah hari
ketiga berturut-turut suhu berada di atas garis pelindung tersebut
3)
Kerugian
a.
Membutuhkan
motivasi
b.
Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami
c.
Suhu tubuh
basal dipengaruhi oleh penyakit, ganggiuan tidur, stress, alcohol dan
obat-obatan, misalnya aspirin
d.
Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari
akan menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal
e.
Tidak
mendeteksi permulaan masa subur sehinggamempersulit untuk mencapai kehamilan
f.
Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanyalah mendeteksi pasca ovulasi.
4)
Keuntungan
a.
Meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur.
b.
Membantu
wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi ovulasi.
c.
Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti lender serviks.
d.
Berada dalam
kendali wanita.
e.
Dapat
digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan
5)
Kontraindikasi
a.
Sikluls haid yang tidak teratur.
b.
Riwayat siklus haid yang an-ovulatori.
c.
Kurve suhu
badan yang tidak teratur.
d.
Sang istri
sedang sakit atau demam, sehingga suhu basalnya tidak bisa diketahui secara
tepat.
6)
Indikasi
a. Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
b.
Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
c. Pasangan
dengan tidak dapat mengguanakan metode
lain
d.
Tidak keberatan jika terjadi kehamilan
7)
Efek Samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal ini
dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita sewaktu senggama.
8)
Efektifitas
Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna
pemakaian adalah 20 – 30 kehamilan per 100 wanita/tahun. Daya guna dapat ditingkatkan dengan menggunakan pula cara rintangan,
misalnya kondom atau obat spermisida di
samping pantang berkala
b. Metode
Lendir Serviks/Metode Ovulasi Billings (MOB)
1. Pengertian
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA)
dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan
mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
Metode
lendir serviks adalah metode mengamati kualitas
dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir
yang jernih, encer, dan licin. Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual)
diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama periode preovulasi
(berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir masa subur muncul sampai
3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.
2.
Cara kerja
Metode lendir serviks yakni pengamatan dilakukan pada lendir serviks.
Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
2. Melihat
langsung lendir pada waktu tertentu.
Menjelang ovulasi lendir ini
akan mengandung banyak air (encer) sehingga mudah dilalui sperma. Setelah
ovulasi lendir kembali menjadi lebih padat.
Jika lendir mulai keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan (sering
mengeluarkan lendir) lendir mengencer, bergumpal-gumpal dan lengket, hal ini
menunjukan akan terjadi ovulasi. Sehingga senggama harus dihindari dengan
menggunakan alat kontrasepsi.
Pada puncak masa subur, yaitu menjelang dan pada saat ovulasi lendir akan
keluar dalam jumlah lebih banyak menjadi transparan, encer dan bening seperti
putih telur dan dapat ditarik diantara dua jari seperti benang. Tiga hari
setelah puncak masa subur dapat dilakukan senggama tanpa alat kontrasepsi.
Lendir dari servirks tidak dapat diamati pada saat sedang terangsang dan
beberapa jam setelah senggama, karena dinding vagina juga akan mengeluarkan
lendir yang akan memalsukan lendir servik.
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu
dengan berpantang senggama pada masa subur. Selain
itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.
4.
Kelebihan
2. Tidak
memerlukan biaya.
3. Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain
yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
1. Kekurangan
1.
Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya
dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain (misal
metode simptothermal).
1.
Indikasi
1. Semua perempuan semasa
reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik
karena menyusui maupun pramenopause.
2. Semua perempuan dengan
paritas berapa pun termasuk nulipara.
3. Perempuan kurus atau
gemuk.
4. Perempuan yang
merokok.
5. Perempuan dengan
alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi sedang, varises, dismenorea, sakit
kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia
defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli
paru.
6. Pasangan dengan alasan
agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain.
7. Perempuan yang tidak
dapat menggunakan metode lain.
8. Pasangan yang ingin
pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid
9. Pasangan yang ingin
dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala
kesuburan.
2. Kontraindikasi
1. Perempuan yang dari segi
umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat kehamilan menjadi suatu kondisi
risiko tinggi.
2. Perempuan sebelum
mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali MOB.
3. Perempuan dengan
siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB
4. Perempuan yang pasangannya tidak mau
bekerjasama (berpantang) selama waktu tertentu dalam siklus haid.
5. Perempuan yang
tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
3.
Efek samping
1. Komplikasi yang langsung tidak ada
2. Persoalan timbul bila
terjadi kegagalan/kehamilan.
c. Metoode
Simptothermal
1.
Pengertian
Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang mengidentifikasi
masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada
teori lain yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan
yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan
perhitungan masa subur melalui metode kalender.
1. Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau
menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika
berpotensi subur (pantang saat masa subur).
3.
Kontraindikasi
2. Wanita yang tidak
dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri atau alasan lain.
3. Wanita yang ragu
apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi barier
minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode kontrasepsi lain di
hari tidak amannya.
5. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu
yang dapat mempengaruhi suhu basal tubuh,
keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.
4.
Keuntungan
3. Ekonomis.
4. Meningkatkan hubungan
kerjasama antar pasangan.
6. Tidak memerlukan tindak
lanjut atau alat kontrasepsi lain
setelah belajar metode simptothermal dengan benar.
5.
Keterbatasan
1.Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
2. Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna
harus mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.
4. Pengguna harus mendapatkan
pelatihan atau instruksi yang benar.
6.
Efek samping
1. Komplikasi yang langsung tidak ada.
2. Persoalan timbul bila
terjadi kegagalan kehamilan karena data-data yang menunjukan timbulnya
kelainan-kelainan janin sehubungan dengan terjadinya fertilisasi oleh
spermatozoa dan ovum yang berumur tua/ terlalu matang.
d. Metode
Amenorea Laktasi (MAL)
1. Pengertian
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM)adalah
metode kontrasepsi sementara
yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya
diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman
lainnya.
Pada periode menyusui sering wanita menjadi tidak haid
akibat hormon laktasi. Ternyata disamping haid, ovulasi juga ikut terhambat.
Supaya methode ini bekerja dengan baik, ibu-ibu harus memberikan ASI saja
(eksklusif). Interval menyusui pada malam hari tidak melebihi 6 jam dan
interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan lama bayi menyusui maka
semakin kecil ovulasi akan timbul.
2. Cara kerja
Selama
menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan perubahan hormonal dimana
hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan pengeluaran hormone LH dan
menghambat ovulasi.
Ini adalah metode yang efektif
bila kriteria terpenuhi : menyusui setiap 4 jam pada siang hari, dan setiap 6
jam pada malam hari. Makanan tambahan hanya diberikan 5-10% dari total.
3.
Kelebihan
1.Ekonomis.
2. Mengurangi
perdarahan pasca melahirkan.
3. Memberikan
nutrisi yang baik pada bayi.
4. Pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan,
5. Tidak mengganggu kesehatan,
6. Merangsang seorang wanita untuk menyusui
4.
Kekurangan
1. Hanya
melindungi pada 6 bulan pertama.
2. Angka
kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.
3. Tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi criteria, tidak melindungi dari PMS
5. Indikasi
Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat
digunakan oleh wanita yang ingin menghindari kehamilan dan
memenuhi kriteria sebagai berikut:
6.
Kontraindikasi Yang Tidak Dapat Menggunakan MAL
6. Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis ergotamine, anti metabolisme,
cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
7.
Efek samping
1.Efektifitas tinggi hanya sampai
kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
2. Tidak melindungi terhadap IMS
termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
3. Kesulitan dalam mempertahankan
pola menyusui secara eksklusif.
e. Senggama
Terputus
1.
Pengertian dan cara kerja senggama terputus
Cara ini merupakan cara kontrasepsi
tertua yang dikenal manusia, dan sampai sekarang masih digunakan oleh manusia.
Senggama terputus adalah penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi.
Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pria menyadari sebelumnya akan ada terjadi
ejakulasi, dan dalam waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi
digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina.
2.
Cara Kerja
Alat kelamin
(penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam
vagina sehingga kehamilan dapat dicegah.
3.
Manfaat Kontrasepsi
a.
Efektif bila digunakan dengan benar
b.
Tidak mengganggu produksi ASI ·
c.
Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
d.
Tidak Ada efek samping
e.
Dapat digunakan setiap waktu
f.
Tidak membutuhkan biaya Non Kontrasepsi
g.
Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga
berencana
h.
Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan
pengertian yang sangat dalam.
i.
EFEKTIF : Bagi wanita yang suami atau pasangannya
mampu mengontrol waktu ejakulasi.
4.
Indikasi
a. Pria yang
ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
b. Pasangan yang tidak ingin memakai metode KB
lainnya
c. Pasangan
yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
d. Pasangan
yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lainnya
e. Pasangan
yang memerlukan metode pendukung
f. Pasangan
yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
5.
Kontraindikasi
b.
Pria yang sulit
melakukan sanggama terputus
c.
Pria yang memiliki
kelainan fisik atau psikologis ·
d.
Perempuan yang
mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama
e.
Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
f.
Pasangan yang tidak bersedia melakukan sanggama
terputus.
f. Sistem
Kalender
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode
kontrasepsi sederhana
yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.
2. Cara kerja
Prinsip metode pantang berkala ini adalah tidak
melakukan senggama pada masa subur yaitu pertengahan siklus haid atau ditandai
dengan keluarnya lendir encer dari liang vagina. Untuk menghitung masa subur
digunakan rumus siklus terpanjang dikurangi 11 hari dan siklus terpendek
dikurangi 18 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range masa subur. Dalam
jangka waktu subur tersebut harus pantang sanggama, dan diluarnya merupakan
masa aman. Sebagai contoh, jika seorang wanita mempunyai siklus haid dari hari ke
28 sampai hari ke 36, maka perhitungannya adalah 28-18=10, dan 36-11=25. Maka
konsepsi dapat terjadi hari ke 10 hingga hari ke 25 daur haid, sehingga masa
aman adalah hari pertama sampai hari ke 9 daur haid.
Metode kalender atau pantang berkala dapat
bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi. Metode kalender atau pantang berkala dapat
bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi. Sebagai
alat pengendalian kelahiran atau
mencegah kehamilan. Dapat digunakan oleh para pasangan untuk
mengharapkan bayi dengan
melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk
meningkatkan kesempatan bisa hamil.
4.
Keuntungan
d. Tidak
mengganggu pada saat berhubungan seksual.
e. Kontrasepsi dengan
menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang
berhubungan dengan kontrasepsi.
f. Tidak
memerlukan biaya.
g. Tidak ada
efek samping.
5. Keterbatasan/kekurangan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga
memiliki keterbatasan, antara lain:
a.
Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
6.
Indikasi
a.
Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid
teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun
pramenopause.
b.
Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk
nulipara
c.
Perempuan kurus ataupun gemuk
d.
Perempuan yang merokok
e.
Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu antara lain
hipertensi sedang, varises, disminorea sakit kepala sedang atau hebat, mioma
uteri, endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus,
malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru.
f.
Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak
menggunakan metode lain.
g.
Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.
h.
Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari
seminggu setiap siklus haid.
i.
Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk
mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan
7.
Kontraindikasi
a. Perempuan
dengan umur, paritas atau masalah kesehatan yang membuat kehamilan menjadi
suatu kondisi resiko tinggi.
b. Perempuan sebelum mendapat haid(menyusui,
segera setelah abortus)
c. Perempuan
dengan siklus haid yang tidak teratur.
d. Perempuan
yang pasangannya tidak mau bekerja sama (berpantang) selama waktu tertentu
dalam siklus haid
e.
Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalnya.
2. Kontrasepsi Metode Sederhana Dengan
Alat ( Barier )
A. Pengertian Metode Barier
Metode barier adalah metode
kontrasepsi dengan cara menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur yang sifatnya
sementara. Yakni menghalangi masuknya sperma dari vagina sampai kanalis
servikalis. Metode ini antara lain sebagai berikut :
B. Kondom bagi pria
1.
Pengertian
Kondom
Kondom
adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat karet/lateks, berbentuk
tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat
dandilengkapi kantung untuk menampung sperma. Kebanyakan kondom terbuat dari
karet lateks tipis, tetapi ada yang membuatnya dari jaringan hewan (usus
kambing) atau plastic (polietelin). (Niken, dkk, 2010 : 74)
2. Tipe
kondom terdiri dari :
a. Kondom Biasa
b. Kondom
Berkontur (bergerigi)
c. Kondom
Beraroma
d. Kondom tidak beraroma
3.
Macam-macam kondom :
1. Kulit
2.Lateks
3.Plastik
4. Keuntungan
Kondom
a.
Mencegah kehamilan
b.
Memberi perlindungan terhadap PHS (Penyakit
akibat hubungan seks)
c.
Dapat diandalkan
d.
relatif murah
e.
Sederhana, ringan, disposable,
reversible
f.
Tidak memerlukan pemeriksaan medis,
supervisi, atau follow up
g.
Reversibel
h.
Pria ikut secara aktif dalam program KB
5.
Kerugian Kondom :
a.
Angka kegagalan realtif tinggi
b.
Perlu menghentikan sementara aktivitas
dan spontanitas hubungan seks guna memasang kondom
c.
Perlu dipakai secara konsisten, hati –
hati dan terus menerus setiap sanggama (kurang praktis)
6. Kontra
Indikasi Kondom :
a.
Absolut
1)
Pria dengan ereksi yang tidak baik
2)
Riwayat syok septik
3)
Tidak bertanggung jawab secara
sexual
4)
Interupsi sexual foreplay
menghalangi minat sexual
5)
Alergi terhadap karet atau
lubrikan pada partner sexual
b. Relatif
Interupsi foreplay yang mengganggu ekspresi sexual
7.
Indikasi:
a. Pria
:
1)
Penyakit genitalia
2)
Sensitivitas penis terhadap secret
vagina
3)
Ejakulasi premature
b. Wanita
:
1)
Vaginistis, termasuk yang dalam
pengobatan.
2)
Kontra indikasi terhadap kontrasepsi oral dan
IUD, sedangkan pemasangan diafragma atau kap serviks secara anatomis atau
psikologis tidak memungkinkan.
3)
Untuk membuktikan bahwa tidak ada semen
yang dilepaskan di dalam vagina.
8.
Cara Penggunaan Kondom Pria :
a. Pegang
bungkus kondom dengan kedua belah tangan, lalu dorong kondom dengan jari ke
posisi bawah. Tujuannya agar tidak tersobek saat membuka bungkusannya.
Selanjutnya sobek bagian atas bungkus kondom.
b. Dorong
kondom dari bawahagar keluar dari bungkusnya, kemudian pegang kondom dan
perhatikan bagian yang menggulung harus berada disebelah luar.
c. pencet
ujung kondom dengan ibu jari dan telunjuk agar tidak ada udara yang masuk dan
letakkan pada kepala penis.
d. pada
saat kondom dipasang, penis harus dalam keadaan tegang (ereksi). Pasanglah
kondom dengan menggunakan telapak tangan untuk mendorong gulungan kondom hingga
pangkal penis (jangan menggunakan kuku karena kondom dapat robek).
e. Setelah
ejakulasi, cabut penis dari vagina ketika masih ereksi, dan tahan kondom di
pangkal penisdengan jari agar kondom tidak lepas dan tidak meninggalkan air
mani di vagina.
f. Setelah
menggunakan, ikat kondom agar cairan sperma tidak keluar. Kondom bekas langsung
dibuang ketempat yang bseharusnya, untuk mencegah mengkontaminasi orang lain,
terutama anak-anak.
C. Diafragma (Diaphragma)
1. Pengertian
Diafragma adalah kap
berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukan ke dalam
vagina sebelum koitus dan menutupi serviks.
2. Jenis-jenis diafragma
Jenis diafragma antara lain
:
a. Flat spring (diafragma pegas
datar)
Jenis ini cocok untuk vagina
normal dan disarankan untuk pemakaian pertama kali. Memiliki pagas jam yang
kuat dan mudah dipasang.
b.
Coil spring (diafragma pegas kumparan)
Jenis ini cocok untuk wanita
yang vaginanya kencang dan peka terhadap tekanan. Jenis ini memiliki pegas
kumparan spiral dan jauh lebih lunak dari pegas datar.
c.
Arching spring
Jenis ini bermanfaat pada
dinding vagina yang tampak kendur atau panjang dan posisi serviks menyebabkan
pemasangan sulit. Tipe ini merupakan kombinasi dari Flat spring dan Coil
spring, dan menimbulkan tekanan yang kuat pada dinding vagina.
3. Cara kerja
Alat kontrasepsi metode
barier yang berupa diafragma ini mempunyai cara kerja sebagai berikut:
a.
Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis
ke uterus dan saluran telur.
b.
Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
4. Manfaat
Alat kontrasepsi diafragma memberikan dua
manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi.
a.
Manfaat
kontrasepsi :
1) Efektif bila digunakan
dengan benar
2) Tidak mengganggu produksi
ASI
3) Tidak mengganggu hubungan
seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya
4) Tidak mengganggu kesehatan
klien
5) Tidak mempunyai pengaruh
sistemik
b.
Manfaat
non kontrasepsi:
1) Memberikan perlindungan
terhadap penyakit menular seksual
2) Dapat menampung darah
menstruasi, bila digunakan saat haid
5. Pemasangan Diafragma
a.
Tahap 1:
Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan dengan sabun
dan air mengalir. Pastikan diafragma tidak berlubang. Olehkan spermisida pada
kap difragma secara merata.
b. Tahap 2:
Cari posisi yang nyaman pada saat pemasangan
diafragma. Posisi dapat dengan mengangkat satu kaki ke atas kursi, duduk di
tepi kursi, berbaring ataupun sambil jongkok. Pisahkan bibir vulva. Tepi
diafragma melipat menjadi dua dengan sisi yang lain. Letakkan jari telunjuk di
tengah kap untuk pegangan yang kuat. Spermisida harus berada di dalam kap.
c. Tahap 3:
Masukan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang,
dorong bagian depan pinggir ke atas, dibalik tulang pubis. Masukan jari ke
dalam vagina sampai menyentuh serviks. Sarungkan karetnya dan pastikan serviks
telah terlindungi.
D. Kap Serviks
1.
Pengertian
Yaitu suatu alat yang hanya mentupi serviks saja. Dibandingkan diafragma,
kap serviks lebih dalam atau lebih tinggi kubahnya tetapi diameternya lebih
kecil, dan umumnya lebih kaku. Zaman dahulu, kap serviks terbuat dari logam
atau plastik, sekarang yang banyak adalah dari karet.
2.
Macam-macam
Kap Serviks
a. Prentif Cavity-Rim Cap
Paling sering dipakai
Tersedia dalam 4 ukuran,
dengan diameter dalam 22, 25, 28, dan 31 mm.
b. Dumas atau Vault Cap
- Relative
dangkal, berbentuk mangkuk dengan pinggir-alas yang tebal dan bagian tengah yang tipis.
- Tersedia dalam 5 ukuran dari 50-75 mm.
- Cocok untuk wanita
yang tidak dapat memakai diafragma oleh karena tonus otot-otot vagina yang
kurang baik atau wanita dengan serviks yang terlalu pendek.
c. Vimule Cap
- Berbentuk
lonceng yang panjang dengan pinggir yang menonjol untuk memperkuat hubungan dengan
sekitarnya.
- Cocok untuk
wanita dengan tonus otot yang kurang baik, dan serviks yang lebih panjang dari
rata-rata.
- Tersedia dalam ukuran
42-55 mm
3. Keuntungan
a. Efektif, meskipun tanpa spermisid,
tetapi bila dibiarkan di serviks untuk waktu > 24 jam, pemberian spermisid
sebelum bersenggama akan menambah efektifitasnya.
b. Kap Serviks dapat dibiarkan
selama seluruh periode inter-menstrual, dan hanya perlu dikeluarkan pada saat
perkiraan datangnya haid. (tetapi ini tidak dianjurkan).
c. Tidak terasa oleh suami pada saat bersenggama.
d. Dapat dipakai oleh wanita
sekalipun ada kelainan anatomis/fungsional dari vagina misalnya : sistokel,
rektokel, prolapses uteri, tonus otot vagina yang kurang baik.
e. Kap Serviks hanya menutupi
serviks saja, sehingga tidak memerlukan pengukuran ulang bilamana terjadi
perubahan tonus otot vagina.
f. Jarang terlepas selama
senggama.
4. Kerugian
Pemasangan dan pengeluarannya lebih sulit karena
letak serviks yang jauh di dalam vagina.
5. Efak samping
a. Hanya ada satu efek samping minor yaitu timbulnya secret
yang sangat berbau bila kap serviks dibiarkan terlalu lama di dalam vagina.
b. Yang selalu harus dipikirkan
adalah kemungkinan :
1) Sindrom Syok Toksik
2) Infeksi traktus urinarius
yang berulang-ulang
3) Bertambahnya abnormalitas
serviks sehubungan dengan HPV (Humam Papilloma Virus)
E. Kimiawi
(Spermisida)
1. Pengertian
Spermisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh sperma. Yang
dikemas dalam bentuk:
a. Aerosol (busa)
b. Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable
film
c. Krim
2.
Manfaat
a.
Kontrasepsi:
1) Efektif seketika (busa dan
krim)
2) Tidak mengganggu produksi
ASI
3) Bisa digunakan sebagai
pendukung metode yang lain
4) Tidak mengganggu kesehatan
klien
5) Tidak mempunyai pengaruh
sistemik
6) Mudah digunakan
7) Meningkatkan lubrikasi
selama hubungan seksual
8) Tidak perlu resep dokter
atau pemeriksaan kesehatan khusus
b. Non Kontrasepsi:
Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS.
3. Keterbatasan
a.
Efektivitas kurang (3-21 kehamilan per 100 perempuan
per tahun pertama)
b.
Efektivitas sebagai kontrasepsi tergantung pada
kepatuhan mengikuti cara penggunaan
c.
Ketergantungan penggunaan dari motivasi
berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual
d.
Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi
sebelum melakukan hubungan seksual
e.
Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
3. Metode
Kontrasepsi Modern hormonal
a.
Kontrasepsi
Oral (pil)
1.
Pengertian
Kontrasepsi oral adalah
kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung hormon estrogen dan
progestrone yang digunakan untuk mencegah hamil.
Kontrasepsi oral terdiri
atas lima macam yaitu :
a)
Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat
estrogen dan progestrone sintetik yang diminum 3 kali seminggu.
b)
Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian
rupa sehingga mirip dengan urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap
siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama
14 – 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5
– 7 hari terakhir.
c)
Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya
mengandung progestrone dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus
diminum setiap hari termasuk pada saat haid.
d)
Once a moth pil, pil hormon yang
mengandung estrogen yang ” Long acting ” yaitu biasanya pil ini terutama
diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
e)
Morning after pil, merupakan pil hormon
yang mengandung estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat
saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor.
2.
Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ).
1) Nyeri payudara
2) Gangguan Haid Hipertensi
3) Acne
4) Penambahan berat badan.
3.
Keuntungan Kontrasepsi Oral ( Pil )
1)
Mudah menggunakannya.
2)
Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari
pasangan usia subur muda.
3)
Mengurangi rasa sakit pada saat
menstruasi.
4)
Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe).
5)
Mengurangi resiko kanker ovarium.
6)
Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat
pemakaian pil yang mengandung estrogen.
b. Kontrasepsi suntikan/injeksi
1.
Pengertian
Kontrasepsi
suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan yang mengandung suatu cairan berisi zat berupa hormon estrogen dan
progesteron atau pun hanya progesteronnya saja untuk jangka waktu tertentu.
Suntikan progestin pertama di temukan
pada awal tahun 1950 an, yang pada mulanya digunakan untuk pengobatan
endometriosis dan kanker endometrium (carcinoma endometrii). Baru pada awal
tahun 1960, uji klinis penggunaan suntikan progestin untuk keperluan
kontrasepsi dilakukan.Terdapat dua jenis suntikan progestin yang dipakai, yakni
depo medroksiprogesteron asetat dan depo noretisteron enantat. Sedangkan untuk
suntikan depo estrogen-progesteron (Cyclofem) ditemukan pada tahun 1960 an.
Penambahan estrogen pada obat kontrasepsi progesteron ternyata dapat
memperbaiki siklus haid.
2. Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di
Indonesia antara lain:
a. Suntikan /
bulan ; contoh : cyclofem
b. Suntikan / 3
bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston.
3.
Suntikan
Kombinasi (Hormon Estrogen dan Hormon Progesteron)
Jenis suntikan kombinasi adalah
25 mg Depo Medrosiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan
injeksi I.M sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretrindron Enantat dan 5 mg
Estradiol Valerat yang diberikan injeksi IM.
Cara kerja :
a. Menekan
ovulasi.
b. Mengentalkan
lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma.
c. Menjadikan
selaput lendr rahim tipis dan atrofi.
d. Menghambat
transfortasi gamet oleh tuba
4. Yang
boleh menggunakan suntikan kombinasi :
a.
Usia reproduksi
b.
Nulipara dan telah memiliki anak
c.
Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang
memiliki efektivitas tinggi.
d.
Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.
e.
Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f.
Anemia.
g.
Nyeri haid hebat.
h.
Haid teratur.
i.
Riwayat kehamilan ektopik.
j.
Sering lupa mengunakan pil kontrasepsi.
Cara
Penggunaan :
Suntikan
kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan IM dalam. Klien diminta datang
setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan
kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari
dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.
Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.
4. Kontrasepsi Suntikan Progestin
Tersedia 2 jenis kontrasepsi
suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
a.
Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera),
mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intra muscular (di daerah bokong), disimpan dalam suhu 20OC – 25OC.
b.
Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang
mengandung 200mg Noretrindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan sekali atau
setiap 2 bulan untuk 6 bulan pertama (=3 kali suntikan pertama), kemudian
selanjutnya satu kali suntikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuscular.
Cara kerja
1)
Mencegah ovulasi.
2)
Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma.
3)
Menjadikan lendir rahim tipis dan atrofi sehinga kurng
baik untuk implantasi ovum yang telah
dibuahi.
4)
Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
5.
Yang Dapat
Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin :
a. Usia
reproduksi.
b. Nulipara dan
yang telah memiliki anak.
c. Menghendaki
kontrasepsi jangka panjang
d. Menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e. Setelah
melahirkan dan tidak menyusui.
f. Setelah
abortus atau keguguran.
g. Telah banyak
anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
h. Perokok.
i. Mempunyai
tekanan darah < 180/119 mmHg dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
j. Menggunakan
obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin).
k. Tidak dapat
menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen.
l. Sering lupa
menggunakan pil kontrasepsi.
m. Anemia
defisiensi besi.
n. Mendekati usia menopause yang tidak
mau atau tidak boleh menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi.
4. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
a. Kontrasepsi Implant
1.
Pengertian
Kontrasepsi
Implan biasa juga disebut Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) adalah alat
kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit atau yang diinsersikan tepat di bawah
kulit, dilakukan pada bagian dalam lengan atas atau dibawah siku melalui insisi
tunggal dalam bentuk kipas. (Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga
Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: TIM)
2. Efek samping Implant
Pada
umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang paling
sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap
pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada
pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 – 6 bulan
pertama sesudah beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul,
tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara
tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan.
3.
Jenis-Jenis
Implant
a. Norplant:
terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan
diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5
tahun.
b. Implanon:
terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm dan
diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3
tahun.
Jadena dan Indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi
dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
4.
Cara Kerja
a. Lendir
servik menjadi kental karena akibat adanya kerja hormon progesteron yang
terkandung dalam kontrasepsi Implan.
b. Mengganggu
proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi karena kerja
hormon progesteron menekan hormon estrogen.
c. Mengurangi
transportasi sperma karena kerja hormon progesteron membuat saluran genital
menjadi relaksasi sehingga tidak dapat mendorong ovum.
d. Menekan
ovulasi karena hormon estrogen ditekan hormon progesteron yang telah ada sejak
awal.
1.
Pengertian
IUD/AKDR adalah aspek utama banyaknya ibu yang memilih
sebagai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan saat KB.
Jenis alat kontrasepsi ini berbentuk seperti huruf T, dengan metode
pemasangannya dimasukan ke dalam rahim. IUD terbuat dari bahan dasar hormon,
yang akan melepaskan progestin dengan tujuan menghambat ovulasi. IUD biasanya
dapat berfungsi selama 5 tahun mulai dari awal pemasangan.Alat
kontrasepsi dalam rahim ( AKDR / IUD ) merupakan alat kontrasepsi yang dipasang
dalam rahim yang relatif lebih efektif bila dibandingkan dengan metode pil, suntik
dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik, dililit
tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi
anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan
metode kerja mencegah masuknya sprematozoa/sel mani ke dalam saluran tuba.
Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga
medis (dokter atau bidan terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan usia
reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi
menular seksual.
2.
Jenis-jenis
Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah:
Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah:
1.
Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.
2.
Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T.
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T.
3.
Multi load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua
tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas
ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas
permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis
ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini.
4.
Lippes loop
IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf
spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada
ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang
bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang
hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan
tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.
Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang
menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastic.
3.
Cara kerja
a.
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba
falopii
b.
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri
c.
Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma
sulit masuk
ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untukfertilisasi.
d.
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum
bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi
perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
4. IUD baik untuk wanita yang:
a.
Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektifitas yang
tinggi, dan jangka
panjang
b.
Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan
anak
c.
Memberikan ASI
d.
Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
Berada dalam
masa pasca aborsi
e.
Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
f. Tidak
dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
g.
Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal
atau yang memang tidak boleh menggunakannya.
h.
Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
5.
Metode
Kontrasepsi Mantap ( MOW dan MOP )
a.
Pengertian Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap (kontap) adalah suatu tindakan untuk membatasi
keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas; yang dilakukan terhadap salah
seorang dari pasangan suami isteri atas permintaan yang bersangkutan,
secara mantap dan sukarela
b.
Jenis- jenis kontrasepsi mantap
1) Tubektomi
a) Pengertian
Tubektomi adalah prosedur bedah
sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan.
Tubektomi adalah tindakan
oklusi/pengambilan sebagian saluran telur wanita untuk mencegah proses
fertilisasi .
b) Jenis – Jenis Tubektomi
(1) Laparotomi
(2) Minilaparotomi
(3) Laparoskopi
c) Manfaat Kontrasepsi
1.
Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100
perempuan selama tahun pertama
penggunaan).
2.
Tidak mempengaruhi proses menyusui
(breastfeeding)
3.
Tidak bergantung pada faktor senggama
4.
Baik bagi klien apabila kehamilan akan
menjadi risiko kesehatan yang serius
5.
Pembedahan sederhana, dapat dilakukan
dengan anestesi lokal
6.
Tidak ada efek samping dalam jangka
panjang
d)
Indikasi
1.
Usia lebih dari 26 tahun
2.
Paritas lebih dari dua
3.
Yakin telah mempunyai besar keluarga
yang sesuai dengan kehendaknya.
4.
Pada kehamilannya akan menimbulkan
resiko kesehatan yang serius.
5.
Pascapersalinan.
6.
Pascakeguguran.
7.
Paham dan secara sukarela setuju dengan
prosedur ini.
e)
Kotraindikasi
1.
Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai).
2.
Perdarahan pervaginal yang belum
terjelaskan (hingga harus dievaluasi).
3.
Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
(hingga masalah itu disembuhkan
atau dikontrol).
4.
Tidak boleh menjalani proses
pembedahan.
5.
Kurang pasti mengenai keinginannya
untuk fertilitas di masa depan.
6.
Belum memberikan persetujuan tertulis.
2) Vasektomi
a) Pengertian
Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi
merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pria yang sangat aman,
sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak
memerlukan anestesi umum
Vasektomi adalah prosedur klinik
untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa
deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
(penyatuan dengan ovum) tidak terjadi
b) Jenis - Jenis Vasektomi
1.
Vasektomi dengan pisau
2.
Vasektomi Tanpa Pisau (VTP)
c) Keuntungan
1.
Efektif
2.
Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak
ada mortalitas.
3.
Sederhana.
4.
Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10
menit.
5.
Menyenangkan bagi akseptor karena
memerlukan anestesi lokal saja.
6.
Biaya rendah.
7.
Secara kultural, sangat dianjurkan di
negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang
tersedia dokter wanita dan paramedis wanita.
8.
Metode permanen
9.
Efektivitas tinggi
10. Menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
d) Kerugian
1.
Diperlukan suatu tindakan operatif.
2.
Kadang-kadang menyebabkan komplikasi
seperti perdarahan atau infeksi.
3.
Kontap pria belum memberikan
perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam sistem
reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan.
4.
Problem psikologis yang berhubungan
dengan perilaku seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang
menyangkut sistem reproduksi pria.
e) Indikasi
Vasektomi merupakan upaya untuk
menghentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi merupakkan ancaman atau
gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan
kualitas keluarga (Saifuddin, 2006 : h.MK-85).
f) Kontra-indikasi
1.
Infeksi kulit lokal, misal Scabies
2.
Infeksi traktus genitalia.
3.
Kelainan skrotum dan sekitarnya
4.
Penyakit sistemik
5.
Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual
yang tidak stabil
g) Efektivitas
Vasektomi
adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka kegagalan langsungnya
adalah 1 dalam 1000; angka kegagalan lanjutnya adalah antara 1 dalam 3000 dan 1
dalam 7000 (Everett,2008; h.70).
h) Efek samping
1.
Infeksi
2.
Hematoma
3.
Granula sperma
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga Berencana (KB) adalah istilah
yang mungkin sudah lama anda kenal. KB artinya mengatur jumlah anak sesuai
kehendak Anda, dan menentukan sendiri kapan Anda ingin hamil. Bila Anda
memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah menikah, Anda bisa ber-KB. Layanan
KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah diperoleh. Ada beberapa metoda
pencegahan kehamilan, atau penjarangan kehamilan, atau kontrasepsi, bisa Anda
pilih sendiri.
Tak seorang pun boleh memaksa Anda
mengikuti program KB. tak seorang pun bisa menggunakan alat KB tertentu bila
itu bukan pilihan Anda. Tetapi kalau alat yang Anda pilih bisa membahayakan
diri Anda sendiri atau, memperparah penyakit yang sudah anda derita, pekerja
kesehatan mungkin menyarankan alat lain yang mungkin lebih aman. Meskipun tidak
ada paksaan, bila Anda telah mengerti risiko-risiko yang mengancam kesehatan
atau bahkan keselamatan Anda sendiri sehubungan dengan kehamilan dan
persalinan, selayaknya Anda mengikuti program KB atas kesadaran sendiri.
Kesimpulan dari tujuan program KB
adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa,
Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa,
Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas,
termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
B. Saran
Jutaan perempuan di seluruh dunia
selama ini sudah menggunakan metoda KB yang kami paparkan dalam halaman-halaman
sebelumnya. Malahan metoda-metoda itu lebih aman ketimbang hamil dan bersalin.
Bila Anda memilih untuk tetap ber-KB. Sebagian perempuan menginginkan banyak
anak – khususnya di tengah-tengah masyarakat-masyarakat yang miskin, tak
memperoleh pembagian tanah yang adil, sumber daya kurang, dan keuntungan social
tipis. Anak-anak membantu pekerjaan orang tua sehari-hari, dan merawat mereka
di usia lanjut. Di banyak tempat, jumlah anak yang sedikit dianggap sebagai
kemewahan (hanya orang tua yang berkecukupan saja yang mampu mengurangi jumlah
anak).
Tetapi sebagian perempuan lain
menganggap bahwa banyaknya anak justru makin memiskinkan keluarga, dan
mempersualit pengentasan nasib mereka. Banyak orang tua yang sedih dan menyesal
karena kebanyakan anak, tidak mampu memberi mereka penghidupan yang layak.
tidak mampu menyekolahkan mereka sampai jenjang yang tinggi, dan akibatnya
anak-anak mereka itu tak mendapat peluang memperbaiki generasi mereka.
Mungkin Anda sudah mengalami sendiri
desakan-desakan dari segala penjuru untuk ber-KB atau sebaliknya agar jangan
ber-KB. Memang nasihat-nasihat orang lain bisa diambil manfaatnya, tetapi mau
ber-KB atau tidak, sepenuhnya adalah keputusan Anda sendiri. Kalau Anda sudah
mengambil keputusan akan ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda yang paling
cocok. Agar Anda mampu memilih dengan tepat, Anda harus mempelajari keuntungan
dan kerugian setiap metoda terlebih dahulu.
Macam-macam
kontrasepsi darurat
1. Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim/AKDR/IUD
a. Mekanisme kerja
Mekanisme kerja sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan
seksual terjadi), AKDR mengubah transporatsi tubal dan rahim dan mempengaruhi
sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi
darurat (dipasang setelah hubungan seksual terjadi) dalam beberapa kasus
mungkin memiliki mekanisme kerja yang sama dengan mekanisme kerja AKDR sebagai
alat kontrasepsi biasa di atas, namun pada kontrasepsi darurat ini, mekanisme
yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi (penyarangan
sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim).
d. Efek Samping
Efek samping pemasangan AKDR termasuk diantaranya: rasa tidak enak di
perut, perdarahan per vaginam atau spotting, dan infeksi. Sedangkan efek
samping dari penggunaan AKDR termasuk: perdarahan yang banyak, kram, infeksi,
kemandulan dan kebocoran rahim.
1.
Pil Khusus
Pencegah Kehamilan/PKPK (Mergency Contraceptive Pills/ECPs)
Mekanisme
kerja:
Pil khusus pencegah kehamilan (PKPK) bekerja dengan cara mencegah atau
menunda ovulasi, mencegah pembuahan, atau mencegah penempelan hasil pembuahan
ke dalam dinding rahim. Pil khusus pencegah kehamilan tidak akan efektif jika
penempelan hasil pembuahan telah terjadi. Pil tidak dapat menyebabkan aborsi
jika kehamilan telah terjadi.
Jenis-jenis PKPK dan cara pemakaiannya
Ada 2 jenis PKPK yaitu:
1. Pil KB biasa yang berisi kombinasi antara
estrogen (ethynilestradiol) dan progestin (levonorgestrel atau dl-norgestrel).
a) Untuk
pil dosis tinggi yang berisi ethynilestradiol 50 mg dan levonorgestrel 250 mg
(atau dl-norgestrel 500 mg): dua buah pil harus diminum maksimal 72 jam setelah
hubungan seksual tanpa perlindungan diikuti dengan dua buah pil 12 jam kemudian
b) Untuk
pil yang berisi ethynilestradiol 30 mg dan levonorgestrel 150 mg (atau
dl-norgestrel 300 mg): 4 buah pil harus diminum maksimal 72 jam setelah
hubungan seksual tanpa perlindungan diikuti 4 pil 12 jam kemudian
2. Pil yang berisi progestin saja
Untuk pil
yang berisi levonorgestrel 750 mg (0,75mg)
satu pil diminum maksimal 72 jam
setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 1 pil 12 jam
kemudian
Untuk pil yang berisi levonorgestrel 30 mg
25 pil harus diminum maksimal 72 jam
setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 25 pil 12 jam
kemudian
Untuk pil yang berisi dl-norgestrel 75 mg
20 pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa
perlindungan, diikuti dengan 20 pil 12 jam kemudian
DAFTAR PUSTAKA
Prawihardjo,
Sarwono. 2006. Buku panduan praktis
pelayanan kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Departemen
Kesehatan RI. Paduan Pelayanan Keluaraga
Berencana. Jakarta: Dep.Kes, 2006.
Everett, Suzanne. 2004. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual
Reproduktif. Jakarta : EGC.
Sifudin, Abdul Bari. 2006.Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo Wiknjosastro, Hanifa. 2006.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar