Jumat, 20 November 2015

macam-macam alat kontrasepsi



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Sebagai Negara berkembang, salah satu masalah kependudukan yang ada di Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan semakin besar usaha yang dilakukan mempertahankan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan Program Keluarga Berencana.
Pendapat Malthus yang dikutip oleh Manuaba (1998) mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan mengembangkan sumber daya alam laksana deret hitung, ssedangkan pertumbuhan dan perkembangan manusia laksana deret ukur, sehingga pada suatu titik sumber daya alam tidak mampu menampung pertumbuhan manusia telah menjadi kenyataan. Berdasarkan pendapat di atas, diharapkan setiap keluarga memperhatikan dan merencanakan jumlah keluarga yang didingikan berkenaa dengan hal tersebut. paradigma baru KB Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi “Keluarga berkualitas 2015” untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas adalah keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri, dan memiliki jumlah anak yang cukup.
Program KB ini dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang, sehingga pada tahun 1970 terbentuk Badan koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program ini salah satu tujuannya adalah penjarangan kehamilan mengunakan metode kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Saat Program Keluarga Berencana (KB) mulai dicanangkan pada tahun 1970-an oleh presiden Soeharto. Sebagian masyarakat banyak menentang kebijakan pemerintah atau presiden di kala itu, karena di benak masyarakat masih ada mitos yang menyatakan bahwa banyak anak banyak rejeki. Padahal apabila dikaitkan dengan kondisi saat ini, maka banyak anak banyak masalah. Itu adalah pandangan masyarakat pada waktu itu, namun dari sudut pandang agama islam sendiri banyak pendapat mengenai program keluarga berencana ini.
Sejak terlaksananya program KB ini, banyak pandangan dari masyarakat. Ada yang mendukung, namun ada pula yang tidak mendukung terlaksananya program Keluarga berencana. Para agamawan pun mempunyai berbagai pandangan tentang program KB. Pro dan kontra inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.
      
B.     Rumusan Masalah
1.    Apa yang di maksud dengan kontrasepsi?
2.    Apa saja jenis-jenis kontrasepsi?

C.    Tujuan
1.    Agar mahasiswa mengetahui maksud dari kontrasepsi.
2.    Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis kontrasepsi?











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian  Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari dua kata, yaitu kontra dan konsepsi. Kontra berarti menolak, konsepsi berarti pertemuan antara sel telur wanita (ovum) yang sudah matang dengan sel mani pria (sperma) sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Dengan demikian kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang matang dengan sel mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan (Farrer, 2001).
KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran."
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang di inginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.

B.     Jenis-Jenis Kontrasepsi
1.      Kontrasepsi Metode Sederhana Tanpa Alat
a.      Suhu Basal
1)      Pengertian dan Tujuan Suhu Basal
Suhu basal adalah suhu yang diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas apa-apa. Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron.Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
2)      Suhu Basal Sebagai Kontrasepsi
Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu tubuhnya setiap hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi suhu basal ( BBt / basal body temperature ) akan sedikit turun dan akan naik sebesar ( 0,2 – 0,4 ° C ) dan menetap sampai masa ovulasi berikutnya.
Hal ini terjadi karena setelah ovulasi hormone progesterone disekresi oleh korpus luteum yang menyebabkan suhu tubuh basal wanita naik, Aturan perubahan suhu:
a) Mengukur suhu pada waktu yang hampir sama setiap pagi ( sebelum bangkit dari tempat tidur ) dan mencatat suhu ibu pada kartu yang telah disediakan oleh instruktur KBA.
b)  Memakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal, rendah. Mengabaikan suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
c)  Menarik garis pada 0,05°C – 0,1°Cdi atas suhu tertinggi dari 10 suhu 10 hari tersebut. Ini dinamakan garis pelindung ( cover line ) atau garis suhu.
d)   Masa tak subur mulai pada sore setelah hari ketiga berturut-turut suhu berada di atas garis pelindung tersebut

3)      Kerugian
a.       Membutuhkan motivasi
b.       Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami
c.         Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, ganggiuan tidur, stress, alcohol dan obat-obatan, misalnya aspirin
d.       Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal
e.       Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehinggamempersulit untuk mencapai kehamilan
f.        Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanyalah mendeteksi pasca ovulasi.

4)              Keuntungan
a.       Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur.
b.      Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi ovulasi.
c.        Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti lender serviks.
d.      Berada dalam kendali wanita.
e.          Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan
5)              Kontraindikasi
a.    Sikluls haid yang tidak teratur.
b.     Riwayat siklus haid yang an-ovulatori.
c.     Kurve suhu badan yang tidak teratur.
d.    Sang istri sedang sakit atau demam, sehingga suhu basalnya tidak bisa diketahui secara tepat.
6)      Indikasi
a. Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
b.                        Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup       teratur
c.  Pasangan dengan tidak dapat mengguanakan           metode lain
d.                        Tidak keberatan jika terjadi kehamilan
7)      Efek Samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal ini dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita sewaktu senggama.
8)   Efektifitas
Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna pemakaian adalah 20 – 30 kehamilan per 100 wanita/tahun. Daya guna dapat ditingkatkan dengan menggunakan pula cara rintangan, misalnya kondom atau obat spermisida di samping pantang berkala

b. Metode Lendir Serviks/Metode Ovulasi Billings (MOB)
1.    Pengertian
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin. Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.
2.    Cara kerja
Metode lendir serviks yakni pengamatan dilakukan pada lendir serviks. Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
                             1.    Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
2.    Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.

        Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer) sehingga mudah dilalui sperma. Setelah ovulasi lendir kembali menjadi lebih padat.
Jika lendir mulai keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan (sering mengeluarkan lendir) lendir mengencer, bergumpal-gumpal dan lengket, hal ini menunjukan akan terjadi ovulasi. Sehingga senggama harus dihindari dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Pada puncak masa subur, yaitu menjelang dan pada saat ovulasi lendir akan keluar dalam jumlah lebih banyak menjadi transparan, encer dan bening seperti putih telur dan dapat ditarik diantara dua jari seperti benang. Tiga hari setelah puncak masa subur dapat dilakukan senggama tanpa alat kontrasepsi.
Lendir dari servirks tidak dapat diamati pada saat sedang terangsang dan beberapa jam setelah senggama, karena dinding vagina juga akan mengeluarkan lendir yang akan memalsukan lendir servik.
3.       Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.
4.         Kelebihan
1.      Mudah digunakan.
2.      Tidak memerlukan biaya.
3.      Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
1.    Kekurangan
1.      Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan                        dengan metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
2.      Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya
3.      Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan.
4.      Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.
1.    Indikasi
1. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
2. Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.
3.  Perempuan kurus atau gemuk.
4.  Perempuan yang merokok.
5.   Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi sedang, varises, dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru.
6.  Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain.
7.  Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.
8.  Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid
9.  Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan.
2.      Kontraindikasi
1. Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi.
2.  Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali MOB.
3.   Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB
4. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama waktu tertentu dalam siklus haid.
5.    Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
3.    Efek samping
1. Komplikasi yang langsung tidak ada
2.  Persoalan timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan.

c. Metoode Simptothermal
1.      Pengertian
Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode kalender.
2.    Manfaat
1.  Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur (pantang saat masa subur).
2.  Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan
3.     Kontraindikasi
1.Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode simptothermal.
2. Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri atau alasan lain.
3. Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode kontrasepsi lain di hari tidak amannya.
4. Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika dia hamil.
5. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.
4.      Keuntungan
1.Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang dibutuhkan.
2. Aman.
3. Ekonomis.
4. Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
5.  Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
6. Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode simptothermal dengan benar.
5.    Keterbatasan
1.Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
2.  Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.
3.  Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
4.  Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
6.    Efek samping
1. Komplikasi yang langsung tidak ada.
2.  Persoalan timbul bila terjadi kegagalan kehamilan karena data-data yang menunjukan timbulnya kelainan-kelainan janin sehubungan dengan terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa dan ovum yang berumur tua/ terlalu matang.

d. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
1.    Pengertian
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM)adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.
Pada periode menyusui sering wanita menjadi tidak haid akibat hormon laktasi. Ternyata disamping haid, ovulasi juga ikut terhambat. Supaya methode ini bekerja dengan baik, ibu-ibu harus memberikan ASI saja (eksklusif). Interval menyusui pada malam hari tidak melebihi 6 jam dan interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan lama bayi menyusui maka semakin kecil ovulasi akan timbul.
2.    Cara kerja
Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan perubahan hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan pengeluaran hormone LH dan menghambat ovulasi.
Ini adalah metode yang efektif bila kriteria terpenuhi : menyusui setiap 4 jam pada siang hari, dan setiap 6 jam pada malam hari. Makanan tambahan hanya diberikan 5-10% dari total.
3.    Kelebihan
1.Ekonomis.
2. Mengurangi perdarahan pasca melahirkan.
3. Memberikan nutrisi yang baik pada bayi.
4.  Pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan,
5.  Tidak mengganggu kesehatan,
6.  Merangsang seorang wanita untuk menyusui
4.    Kekurangan
1. Hanya melindungi pada 6 bulan pertama.
2. Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.
3.  Tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi criteria, tidak melindungi dari PMS
5.    Indikasi
Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat digunakan oleh wanita yang ingin menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Wanita yang menyusui secara eksklusif.
2. Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan.
3   . Wanita yang belum mendapatkan ;p pasca melahirkan.

6.    Kontraindikasi Yang Tidak Dapat Menggunakan MAL
1. Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.
2. Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.
3.  Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.
4.  Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
5.  Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.
6.  Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis ergotamine, anti metabolisme, cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
7. Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.
8. Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.
7.    Efek samping
1.Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
2. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV  dan   HIV/AIDS
3. Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.
e. Senggama Terputus
1.    Pengertian dan cara kerja senggama terputus
          Cara ini merupakan cara kontrasepsi tertua yang dikenal manusia, dan sampai sekarang masih digunakan oleh manusia. Senggama terputus adalah penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pria menyadari sebelumnya akan ada terjadi ejakulasi, dan dalam waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina.




2.    Cara Kerja
 Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga kehamilan dapat dicegah.
3.    Manfaat Kontrasepsi
a.       Efektif bila digunakan dengan benar
b.      Tidak mengganggu produksi ASI ·
c.       Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
d.      Tidak Ada efek samping
e.       Dapat digunakan setiap waktu
f.       Tidak membutuhkan biaya Non Kontrasepsi
g.      Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga berencana
h.      Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.
i.        EFEKTIF : Bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu mengontrol waktu ejakulasi.
4.    Indikasi
a.       Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
b.       Pasangan yang tidak ingin memakai metode KB lainnya
c.       Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
d.      Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lainnya
e.       Pasangan yang memerlukan metode pendukung
f.       Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
5.    Kontraindikasi
a.       Pria dengan pengalaman ejakulasi dini
b.       Pria yang sulit melakukan sanggama terputus
c.        Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis ·
d.       Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama
e.       Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
f.       Pasangan yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus.


f. Sistem Kalender
1.      Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.
2.      Cara kerja
Prinsip metode pantang berkala ini adalah tidak melakukan senggama pada masa subur yaitu pertengahan siklus haid atau ditandai dengan keluarnya lendir encer dari liang vagina. Untuk menghitung masa subur digunakan rumus siklus terpanjang dikurangi 11 hari dan siklus terpendek dikurangi 18 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range masa subur. Dalam jangka waktu subur tersebut harus pantang sanggama, dan diluarnya merupakan masa aman. Sebagai contoh, jika seorang wanita mempunyai siklus haid dari hari ke 28 sampai hari ke 36, maka perhitungannya adalah 28-18=10, dan 36-11=25. Maka konsepsi dapat terjadi hari ke 10 hingga hari ke 25 daur haid, sehingga masa aman adalah hari pertama sampai hari ke 9 daur haid.
3.    Manfaat
Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi. Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi. Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan. Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.
4.    Keuntungan
     Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:
a.       Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
b.      Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
c.       Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
d.      Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
e.       Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
f.       Tidak memerlukan biaya.
g.      Tidak ada efek samping.
h.      Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

5.    Keterbatasan/kekurangan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
a.       Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
b.       Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
c.       Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
d.      Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
e.        Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
f.       Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
g.       Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
6.    Indikasi
a.       Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
b.      Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara
c.       Perempuan kurus ataupun gemuk
d.      Perempuan yang merokok
e.       Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu antara lain hipertensi sedang, varises, disminorea sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru.
f.       Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain.
g.      Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.
h.      Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu setiap siklus haid.  
i.        Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan
7.      Kontraindikasi
a.       Perempuan dengan umur, paritas atau masalah kesehatan yang membuat kehamilan menjadi suatu kondisi resiko tinggi.
b.       Perempuan sebelum mendapat haid(menyusui, segera setelah abortus)
c.       Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur.
d.      Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerja sama (berpantang) selama waktu tertentu dalam siklus haid
e.          Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalnya.


2.      Kontrasepsi Metode Sederhana Dengan Alat ( Barier )
A.  Pengertian Metode Barier
Metode barier adalah metode kontrasepsi dengan cara menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur yang sifatnya sementara. Yakni menghalangi masuknya sperma dari vagina sampai kanalis servikalis. Metode ini antara lain sebagai berikut :
B.  Kondom bagi pria
1.    Pengertian Kondom
                    Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat  karet/lateks, berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dandilengkapi kantung untuk menampung sperma. Kebanyakan kondom terbuat dari karet lateks tipis, tetapi ada yang membuatnya dari jaringan hewan (usus kambing) atau plastic (polietelin). (Niken, dkk, 2010 : 74)
2.      Tipe kondom terdiri dari :     
a.  Kondom Biasa
b.  Kondom Berkontur (bergerigi)
c.  Kondom Beraroma
d.  Kondom tidak beraroma

3.   Macam-macam kondom :
1. Kulit
2.Lateks
3.Plastik
4.   Keuntungan Kondom
a.       Mencegah kehamilan
b.      Memberi perlindungan terhadap PHS (Penyakit akibat hubungan seks)
c.       Dapat diandalkan
d.      relatif murah
e.       Sederhana, ringan, disposable, reversible
f.       Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi, atau follow up
g.      Reversibel
h.      Pria ikut secara aktif dalam program KB
5.      Kerugian Kondom :
a.       Angka kegagalan realtif tinggi
b.      Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna memasang kondom
c.       Perlu dipakai secara konsisten, hati – hati dan terus menerus setiap sanggama (kurang praktis)
           
6.   Kontra Indikasi Kondom :
a.       Absolut
1)   Pria dengan ereksi yang tidak baik
2)   Riwayat syok septik
3)    Tidak bertanggung jawab secara sexual
4)    Interupsi sexual foreplay menghalangi minat sexual
5)    Alergi terhadap karet atau lubrikan pada partner sexual
b.      Relatif
Interupsi foreplay yang mengganggu ekspresi sexual
7.      Indikasi:
a.       Pria :
1)   Penyakit genitalia
2)   Sensitivitas penis terhadap secret vagina
3)   Ejakulasi premature
b.      Wanita :
1)   Vaginistis, termasuk yang dalam pengobatan.
2)    Kontra indikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan pemasangan diafragma atau kap serviks secara anatomis atau psikologis tidak memungkinkan.
3)   Untuk membuktikan bahwa tidak ada semen yang dilepaskan di dalam vagina.
8.    Cara Penggunaan Kondom Pria :
a.       Pegang bungkus kondom dengan kedua belah tangan, lalu dorong kondom dengan jari ke posisi bawah. Tujuannya agar tidak tersobek saat membuka bungkusannya. Selanjutnya sobek bagian atas bungkus kondom.
b.      Dorong kondom dari bawahagar keluar dari bungkusnya, kemudian pegang kondom dan perhatikan bagian yang menggulung harus berada disebelah luar.
c.        pencet ujung kondom dengan ibu jari dan telunjuk agar tidak ada udara yang masuk dan letakkan pada kepala penis.
d.      pada saat kondom dipasang, penis harus dalam keadaan tegang (ereksi). Pasanglah kondom dengan menggunakan telapak tangan untuk mendorong gulungan kondom hingga pangkal penis (jangan menggunakan kuku karena kondom dapat robek).
e.        Setelah ejakulasi, cabut penis dari vagina ketika masih ereksi, dan tahan kondom di pangkal penisdengan jari agar kondom tidak lepas dan tidak meninggalkan air mani di vagina.
f.       Setelah menggunakan, ikat kondom agar cairan sperma tidak keluar. Kondom bekas langsung dibuang ketempat yang bseharusnya, untuk mencegah mengkontaminasi orang lain, terutama anak-anak.

C.    Diafragma (Diaphragma)
1.      Pengertian
Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukan ke dalam vagina sebelum koitus dan menutupi serviks.
2.      Jenis-jenis diafragma
Jenis diafragma antara lain :                  
a.       Flat spring (diafragma pegas datar)
Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan untuk pemakaian pertama kali. Memiliki pagas jam yang kuat dan mudah dipasang.
b.    Coil spring (diafragma pegas kumparan)
Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya kencang dan peka terhadap tekanan. Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh lebih lunak dari pegas datar.
c.    Arching spring
Jenis ini bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur atau panjang dan posisi serviks menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan kombinasi dari Flat spring dan Coil spring, dan menimbulkan tekanan yang kuat pada dinding vagina.
3.   Cara kerja
          Alat kontrasepsi metode barier yang berupa diafragma ini mempunyai cara kerja sebagai berikut:
a.       Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur.
b.      Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
4.   Manfaat
       Alat kontrasepsi diafragma memberikan dua manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi.
a.      Manfaat kontrasepsi :
1)      Efektif bila digunakan dengan benar
2)      Tidak mengganggu produksi ASI
3)      Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya
4)      Tidak mengganggu kesehatan klien
5)      Tidak mempunyai pengaruh sistemik
b.      Manfaat non kontrasepsi:
1)      Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
2)      Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid
5.   Pemasangan Diafragma
a.       Tahap 1:
Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Pastikan diafragma tidak berlubang. Olehkan spermisida pada kap difragma secara merata.
b.      Tahap 2:
Cari posisi yang nyaman pada saat pemasangan diafragma. Posisi dapat dengan mengangkat satu kaki ke atas kursi, duduk di tepi kursi, berbaring ataupun sambil jongkok. Pisahkan bibir vulva. Tepi diafragma melipat menjadi dua dengan sisi yang lain. Letakkan jari telunjuk di tengah kap untuk pegangan yang kuat. Spermisida harus berada di dalam kap.
c.       Tahap 3:
Masukan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan pinggir ke atas, dibalik tulang pubis. Masukan jari ke dalam vagina sampai menyentuh serviks. Sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi.
D.  Kap Serviks
1.      Pengertian
     Yaitu suatu alat yang hanya mentupi serviks saja. Dibandingkan diafragma, kap serviks lebih dalam atau lebih tinggi kubahnya tetapi diameternya lebih kecil, dan umumnya lebih kaku. Zaman dahulu, kap serviks terbuat dari logam atau plastik, sekarang yang banyak adalah dari karet.
2.    Macam-macam Kap Serviks
a.       Prentif Cavity-Rim Cap
                  Paling sering dipakai
            Tersedia dalam 4 ukuran, dengan diameter dalam 22, 25, 28, dan 31 mm.
b.      Dumas atau Vault Cap
     -  Relative dangkal, berbentuk mangkuk dengan pinggir-alas yang tebal     dan bagian tengah yang tipis.
          -  Tersedia dalam 5 ukuran dari 50-75 mm.
          -  Cocok untuk wanita yang tidak dapat memakai diafragma oleh karena     tonus otot-otot vagina yang kurang baik atau wanita dengan serviks yang          terlalu pendek.
c.       Vimule Cap
                  -  Berbentuk lonceng yang panjang dengan pinggir yang menonjol untuk     memperkuat hubungan dengan sekitarnya.
                  -  Cocok untuk wanita dengan tonus otot yang kurang baik, dan serviks      yang lebih panjang dari rata-rata.
                  - Tersedia dalam ukuran 42-55 mm
3.    Keuntungan
a.       Efektif, meskipun tanpa spermisid, tetapi bila dibiarkan di serviks untuk waktu > 24 jam, pemberian spermisid sebelum bersenggama akan menambah efektifitasnya.
b.      Kap Serviks dapat dibiarkan selama seluruh periode inter-menstrual, dan hanya perlu dikeluarkan pada saat perkiraan datangnya haid. (tetapi ini tidak dianjurkan).
c.        Tidak terasa oleh suami pada saat bersenggama.
d.      Dapat dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan anatomis/fungsional dari vagina misalnya : sistokel, rektokel, prolapses uteri, tonus otot vagina yang kurang baik.
e.       Kap Serviks hanya menutupi serviks saja, sehingga tidak memerlukan pengukuran ulang bilamana terjadi perubahan tonus otot vagina.
f.       Jarang terlepas selama senggama.
4.   Kerugian
Pemasangan dan pengeluarannya lebih sulit karena letak serviks yang jauh di dalam vagina.
5.   Efak samping
a.       Hanya ada satu efek samping minor yaitu timbulnya secret yang sangat berbau bila kap serviks dibiarkan terlalu lama di dalam vagina.
b.      Yang selalu harus dipikirkan adalah kemungkinan :
1)      Sindrom Syok Toksik
2)      Infeksi traktus urinarius yang berulang-ulang
3)      Bertambahnya abnormalitas serviks sehubungan dengan HPV (Humam Papilloma Virus)
    
 
E.   Kimiawi (Spermisida)
1.    Pengertian       
Spermisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh sperma. Yang dikemas dalam bentuk:
a.    Aerosol (busa)
b.     Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film
c.    Krim
2.    Manfaat
a.       Kontrasepsi:
1)   Efektif seketika (busa dan krim)
2)   Tidak mengganggu produksi ASI
3)   Bisa digunakan sebagai pendukung metode yang lain
4)   Tidak mengganggu kesehatan klien
5)   Tidak mempunyai pengaruh sistemik
6)    Mudah digunakan
7)   Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
8)   Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
b.      Non Kontrasepsi:
         Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS.
3.    Keterbatasan
a.       Efektivitas kurang (3-21 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)
b.      Efektivitas sebagai kontrasepsi tergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
c.       Ketergantungan penggunaan dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual
d.      Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual
e.       Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam

3.  Metode  Kontrasepsi Modern hormonal
a.    Kontrasepsi Oral (pil)
1.    Pengertian
Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk mencegah hamil.
Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu :
a)      Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang diminum 3 kali seminggu.
b)      Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 – 7 hari terakhir.
c)      Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat haid.
d)     Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long acting ” yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
e)      Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor.
2.    Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ).
1)      Nyeri payudara
2)       Gangguan Haid Hipertensi
3)       Acne
4)       Penambahan berat badan.
3.    Keuntungan Kontrasepsi Oral ( Pil )
1)      Mudah menggunakannya.
2)      Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.
3)      Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi.
4)      Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe).
5)       Mengurangi resiko kanker ovarium.
6)      Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian pil yang mengandung estrogen.

b.   Kontrasepsi suntikan/injeksi
1.    Pengertian
                 Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan yang mengandung suatu cairan berisi zat berupa hormon estrogen dan progesteron atau pun hanya progesteronnya saja untuk jangka waktu tertentu.
                 Suntikan progestin pertama di temukan pada awal tahun 1950 an, yang pada mulanya digunakan untuk pengobatan endometriosis dan kanker endometrium (carcinoma endometrii). Baru pada awal tahun 1960, uji klinis penggunaan suntikan progestin untuk keperluan kontrasepsi dilakukan.Terdapat dua jenis suntikan progestin yang dipakai, yakni depo medroksiprogesteron asetat dan depo noretisteron enantat. Sedangkan untuk suntikan depo estrogen-progesteron (Cyclofem) ditemukan pada tahun 1960 an. Penambahan estrogen pada obat kontrasepsi progesteron ternyata dapat memperbaiki siklus haid.
2.      Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
a.       Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
b.      Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston.

3.    Suntikan Kombinasi (Hormon Estrogen dan Hormon Progesteron)
                 Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medrosiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretrindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi IM.
Cara kerja :
a.    Menekan ovulasi.
b.    Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan     penetrasi sperma.
c.    Menjadikan selaput lendr rahim tipis dan atrofi.
d.   Menghambat transfortasi gamet oleh tuba

4. Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi :
a.     Usia reproduksi
b.    Nulipara dan telah memiliki anak
c.     Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas      tinggi.
d.    Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.
e.     Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f.      Anemia.
g.    Nyeri haid hebat.
h.    Haid teratur.
i.      Riwayat kehamilan ektopik.
j.      Sering lupa mengunakan pil kontrasepsi.
Cara Penggunaan :
                        Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan IM dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.
4.      Kontrasepsi Suntikan Progestin
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
a.       Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intra muscular (di daerah bokong), disimpan dalam suhu 20OC – 25OC.
b.      Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200mg Noretrindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan sekali atau setiap 2 bulan untuk 6 bulan pertama (=3 kali suntikan pertama),  kemudian selanjutnya satu kali suntikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular.
Cara kerja
1)        Mencegah ovulasi.
2)        Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi    sperma.
3)        Menjadikan lendir rahim tipis dan atrofi sehinga kurng baik untuk   implantasi ovum yang telah dibuahi.
4)        Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
5.   Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin :
a.    Usia reproduksi.
b.    Nulipara dan yang telah memiliki anak.
c.    Menghendaki kontrasepsi jangka panjang
d.   Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e.    Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
f.     Setelah abortus atau keguguran.
g.    Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
h.    Perokok.
i.      Mempunyai tekanan darah < 180/119 mmHg dengan masalah gangguan      pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
j.      Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat           tuberkulosis (rifampisin).
k.    Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen.
l.      Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
m.  Anemia defisiensi besi.
n.                Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan             pil kontrasepsi kombinasi.
4. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
a.    Kontrasepsi Implant
1.    Pengertian
               Kontrasepsi Implan biasa juga disebut Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit atau yang diinsersikan tepat di bawah kulit, dilakukan pada bagian dalam lengan atas atau dibawah siku melalui insisi tunggal dalam bentuk kipas. (Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: TIM)
2.    Efek samping Implant
                        Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 – 6 bulan pertama sesudah beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan.

3.    Jenis-Jenis Implant
a.    Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b.    Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
Jadena dan Indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

4.    Cara Kerja
a.    Lendir servik menjadi kental karena akibat adanya kerja hormon progesteron yang terkandung dalam kontrasepsi Implan.
b.    Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi karena kerja hormon progesteron menekan hormon estrogen.
c.    Mengurangi transportasi sperma karena kerja hormon progesteron membuat saluran genital menjadi relaksasi sehingga tidak dapat mendorong ovum.
d.   Menekan ovulasi karena hormon estrogen ditekan hormon progesteron yang telah ada sejak awal.

b.Alat Kontrasepsi IUD / AKDR
1.    Pengertian
         IUD/AKDR  adalah aspek utama banyaknya ibu yang memilih sebagai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan saat KB. Jenis alat kontrasepsi ini berbentuk seperti huruf T, dengan metode pemasangannya dimasukan ke dalam rahim. IUD terbuat dari bahan dasar hormon, yang akan melepaskan progestin dengan tujuan menghambat ovulasi. IUD biasanya  dapat berfungsi selama 5 tahun mulai dari awal pemasangan.Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR / IUD ) merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik, dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya sprematozoa/sel mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga medis (dokter atau bidan terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual.

2.      Jenis-jenis
Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah:
1.      Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.
2.      Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T.
3.      Multi load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini.
4.      Lippes loop
IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastic.
3.    Cara kerja
a.    Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
b.    Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c.    Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit                               masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma                           untukfertilisasi.
d.   AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,                                       walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat                                        reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
4.    IUD baik untuk wanita yang:
a.    Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektifitas yang tinggi, dan                            jangka panjang
b.    Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
c.    Memberikan ASI
d.   Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI Berada                                dalam masa pasca aborsi
e.    Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
f.  Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
g.    Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang memang tidak boleh menggunakannya.
h.    Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
    
5.    Metode Kontrasepsi Mantap ( MOW dan MOP )
a.    Pengertian Kontrasepsi Mantap
                        Kontrasepsi mantap (kontap) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas; yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan suami  isteri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela
b.    Jenis- jenis kontrasepsi mantap
1)    Tubektomi
a)    Pengertian
           Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan.
           Tubektomi adalah tindakan oklusi/pengambilan sebagian saluran telur wanita untuk mencegah proses fertilisasi .
b)    Jenis – Jenis Tubektomi
(1)  Laparotomi
(2)  Minilaparotomi 
 (3)  Laparoskopi
c)    Manfaat Kontrasepsi
1.   Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun   pertama penggunaan).
2.   Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
3.   Tidak bergantung pada faktor senggama
4.   Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko      kesehatan yang serius
5.   Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
6.   Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

d)        Indikasi
1.      Usia lebih dari 26 tahun
2.      Paritas lebih dari dua
3.      Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya.
4.      Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.
5.      Pascapersalinan.
6.      Pascakeguguran.
7.      Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.
e)    Kotraindikasi
1.    Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai).
2.    Perdarahan pervaginal yang belum terjelaskan (hingga   harus  dievaluasi).
3.    Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu         disembuhkan atau dikontrol).
4.     Tidak boleh menjalani proses pembedahan.
5.     Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa    depan.
6.    Belum memberikan persetujuan tertulis.
2)    Vasektomi
a)    Pengertian
      Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anestesi umum  
      Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi

b)    Jenis - Jenis Vasektomi
1.      Vasektomi dengan pisau
2.      Vasektomi Tanpa Pisau (VTP)
c)    Keuntungan
1.      Efektif
2.      Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
3.      Sederhana.
4.       Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit.
5.      Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja.
6.      Biaya rendah.
7.      Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita.
8.      Metode permanen
9.      Efektivitas tinggi
10.  Menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
d)    Kerugian
1.      Diperlukan suatu tindakan operatif.
2.      Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi.
3.      Kontap pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan.
4.      Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria.
e)    Indikasi
          Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi merupakkan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006 : h.MK-85).
f)     Kontra-indikasi
1.      Infeksi kulit lokal, misal Scabies
2.      Infeksi traktus genitalia.
3.      Kelainan skrotum dan sekitarnya
4.       Penyakit sistemik
5.      Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil
g)    Efektivitas
          Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000; angka kegagalan lanjutnya adalah antara 1 dalam 3000 dan 1 dalam 7000 (Everett,2008; h.70).
h)    Efek samping
1.      Infeksi
2.      Hematoma
3.      Granula sperma






BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
          Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama anda kenal. KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan menentukan sendiri kapan Anda ingin hamil. Bila Anda memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah menikah, Anda bisa ber-KB. Layanan KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah diperoleh. Ada beberapa metoda pencegahan kehamilan, atau penjarangan kehamilan, atau kontrasepsi, bisa Anda pilih sendiri.
          Tak seorang pun boleh memaksa Anda mengikuti program KB. tak seorang pun bisa menggunakan alat KB tertentu bila itu bukan pilihan Anda. Tetapi kalau alat yang Anda pilih bisa membahayakan diri Anda sendiri atau, memperparah penyakit yang sudah anda derita, pekerja kesehatan mungkin menyarankan alat lain yang mungkin lebih aman. Meskipun tidak ada paksaan, bila Anda telah mengerti risiko-risiko yang mengancam kesehatan atau bahkan keselamatan Anda sendiri sehubungan dengan kehamilan dan persalinan, selayaknya Anda mengikuti program KB atas kesadaran sendiri.
          Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa, Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa, Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

B.     Saran
          Jutaan perempuan di seluruh dunia selama ini sudah menggunakan metoda KB yang kami paparkan dalam halaman-halaman sebelumnya. Malahan metoda-metoda itu lebih aman ketimbang hamil dan bersalin. Bila Anda memilih untuk tetap ber-KB. Sebagian perempuan menginginkan banyak anak – khususnya di tengah-tengah masyarakat-masyarakat yang miskin, tak memperoleh pembagian tanah yang adil, sumber daya kurang, dan keuntungan social tipis. Anak-anak membantu pekerjaan orang tua sehari-hari, dan merawat mereka di usia lanjut. Di banyak tempat, jumlah anak yang sedikit dianggap sebagai kemewahan (hanya orang tua yang berkecukupan saja yang mampu mengurangi jumlah anak).
          Tetapi sebagian perempuan lain menganggap bahwa banyaknya anak justru makin memiskinkan keluarga, dan mempersualit pengentasan nasib mereka. Banyak orang tua yang sedih dan menyesal karena kebanyakan anak, tidak mampu memberi mereka penghidupan yang layak. tidak mampu menyekolahkan mereka sampai jenjang yang tinggi, dan akibatnya anak-anak mereka itu tak mendapat peluang memperbaiki generasi mereka.
          Mungkin Anda sudah mengalami sendiri desakan-desakan dari segala penjuru untuk ber-KB atau sebaliknya agar jangan ber-KB. Memang nasihat-nasihat orang lain bisa diambil manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau tidak, sepenuhnya adalah keputusan Anda sendiri. Kalau Anda sudah mengambil keputusan akan ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda yang paling cocok. Agar Anda mampu memilih dengan tepat, Anda harus mempelajari keuntungan dan kerugian setiap metoda terlebih dahulu.




Macam-macam kontrasepsi darurat
1.   Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/AKDR/IUD
          a.  Mekanisme kerja
                                  Mekanisme kerja sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan seksual terjadi), AKDR mengubah transporatsi tubal dan rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan seksual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme kerja yang sama dengan mekanisme kerja AKDR sebagai alat kontrasepsi biasa di atas, namun pada kontrasepsi darurat ini, mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi (penyarangan sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim).
                                         
          d.    Efek Samping
                                  Efek samping pemasangan AKDR termasuk diantaranya: rasa tidak enak di perut, perdarahan per vaginam atau spotting, dan infeksi. Sedangkan efek samping dari penggunaan AKDR termasuk: perdarahan yang banyak, kram, infeksi, kemandulan dan kebocoran rahim.

1.      Pil Khusus Pencegah Kehamilan/PKPK (Mergency Contraceptive Pills/ECPs)
            Mekanisme kerja:
                                  Pil khusus pencegah kehamilan (PKPK) bekerja dengan cara mencegah atau menunda ovulasi, mencegah pembuahan, atau mencegah penempelan hasil pembuahan ke dalam dinding rahim. Pil khusus pencegah kehamilan tidak akan efektif jika penempelan hasil pembuahan telah terjadi. Pil tidak dapat menyebabkan aborsi jika kehamilan telah terjadi.
           Jenis-jenis PKPK dan cara pemakaiannya
Ada 2 jenis PKPK yaitu:
1.     Pil KB biasa yang berisi kombinasi antara estrogen (ethynilestradiol)                            dan progestin (levonorgestrel atau dl-norgestrel).
a)    Untuk pil dosis tinggi yang berisi ethynilestradiol 50 mg dan levonorgestrel 250 mg (atau dl-norgestrel 500 mg): dua buah pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan diikuti dengan dua buah pil 12 jam kemudian
b)    Untuk pil yang berisi ethynilestradiol 30 mg dan levonorgestrel 150 mg (atau dl-norgestrel 300 mg): 4 buah pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan diikuti 4 pil 12 jam kemudian

2.     Pil yang berisi progestin saja
     Untuk pil yang berisi levonorgestrel 750 mg (0,75mg)
 satu pil diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 1 pil 12 jam kemudian
     Untuk pil yang berisi levonorgestrel 30 mg
 25 pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 25 pil 12 jam kemudian
     Untuk pil yang berisi dl-norgestrel 75 mg
20 pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 20 pil 12 jam kemudian







DAFTAR PUSTAKA

Prawihardjo, Sarwono. 2006. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta :  Yayasan Bina Pustaka
Departemen Kesehatan RI. Paduan Pelayanan Keluaraga Berencana. Jakarta: Dep.Kes, 2006.
Everett, Suzanne. 2004. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta : EGC.
Sifudin, Abdul Bari. 2006.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo Wiknjosastro, Hanifa. 2006.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka